Teringat Pak JK, saat membaca Biografi Mu’adz bin Jabal

Teringat Pak JK, saat membaca Biografi Mu’adz bin Jabal

Oleh Hasanuddin
Ketua Umum PBHMI 2003-2005

Entah apa maksud Allah memunculkan ingatan saya kepada Pak Jusuf Kalla (JK), disaat saya sedang membaca Biografi Mu’adz bin Jabal seorang Sahabat Utama Rasulullah Muhammad SAW.

Mu’adz bin Jabal terkenal dengan kecerdasannya dalam bidang fiqh. Ilmu fiqh memang menjadi ujung tombak yang harus dipahami umat Islam dalam pengamalan ajaran Islam, karena ilmu ini berhubungan erat dengan respons atau tindakan apa yang seharusnya dilakukan seorang muslim dalam menghadapi tantangan kehidupannya sehingga tetap dalam bingkai syariat Islam, tanpa menimbulkan kerugian bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Suatu waktu Rasulullah Muhammad SAW bertanya kepada Mu’adz bin Jabal sebelum mengutusnya ke Yaman dalam rangka mengajarkan agama
Islam kepada orang-orang yang baru saja menyatakan keikutsertaannya memeluk agama Islam (muallaf). Nabi bertanya kepada Mu’adz:

“Apa yang menjadi pedomanmu dalam mengadili sesuatu, wahai Mu’adz?

“Kitabullah” jawab Mu’adz

“Bagaimana jika kamu tidak menemukan dalam Kitabullah”?

“Saya akan memutuskan dengan Sunnah Rasul”. Jawabnya.

“Jika tidak kamu menemukan dalam Sunnah Rasulullah”?

“Saya pergunakan pikiranku untuk berijtihad, dan saya tidak akan berlaku sia-sia”.

Maka berseri-serilah wajah Rasulullah, dan bersabda;, “segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik, kepada utusan Rasulullah sebagaimana yang diridhai oleh Rasulullah”

Dengan demikian, kecintaan Mu’adz kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Muhammad SAW tidak menutup pintu untuk mengikuti buah pikirannya, dan tidak menjadi penghalang bagi akalnya untuk memahami kebenaran-kebenaran yang tersembunyi, serta menunggu usaha orang lain untuk menyingkapnya.

Kemampuan berijtihad Mu’adz ini membuatnya amat dihormati dikalangan para sahabat dan bahkan Nabi bersabda dengan kemampuan Mu’adz bin Jabal itu dengan mengatakan; “orang yang paling tahu tentang halal dan haram”.

BACA:  Keterampilan Abad 21, Relevansi terhadap Empat Pilar Pendidikan

Mu’adz bin Jabal ini salah seorang sahabat Nabi yang disamping memiliki ketinggian ilmu fiqh yang memperoleh pengakuan Nabi, juga adalah seorang sahabat yang kaya raya, suka memberi, dermawan.

Kekayaannya yang banyak itu sempat membuat Umar Ibnu Khattab curiga, sehingga mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar kekayaan Mu’adz itu diambil seperduanya untuk kepentingan perjuangan umat Islam. Namun usul Umar bin Khattab ini ditampik oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra. Khalifah Abu Bakar berkata: Mu’adz adalah seorang yang bersih dan suci hatinya. Dan seandainya sekarang ia telah menjadi kaya raya, maka kekayaan itu diperolehnya secara halal, tidak diperolehnya secara haram, bahkan juga tidak akan menerima barang subhat. Mendengar penjelasan Abu Bakar itu, Umar bin Khattab tidak meneruskan untuk mempertahankan usulannya, dan berpaling meninggalkan tempat pertemuan dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Demikian Mu’adz bin Jabal ini di mata para sahabat Nabi. Meskipun amat besar harapan para kepada beliau dalam mendukung perjuangan umat Islam, namun Allah berkehendak lain. Mu’adz meninggal di usia masih sangat muda, 33 tahun.

Mengingatkan kepada Jusuf Kalla

Seperti yang kami tulis diawal catatan ini, saat sedang membaca biografi Mu’adz bin Jabal, ingatan saya tertuju kepada bapak H.M..Jusuf Kalla (pak JK). Betapa tidak, penulis cukup sering mendengar langsung beliau berpidato diberbagai kegiatan-kegiatan kenegaraan sebagai Wakil Presiden. Tidak sedikit dari berbagai kesempatan yang sempat kami hadiri itu Pak JK menyampaikan pemikiran-pemikiran fiqh yang bersifat ijtihadi beliau sendiri, karena memang tidak ditemukan dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi.

BACA:  SALOKOA, Lembaga Seni Budaya yang Aktif Pelestari Budaya Maros

Ambil contoh misalnya ketika beliau mengingatkan kepada umat Islam di tanah air tentang pentingnya kewirausahaan. Pak JK mengatakan bahwa Nabi itu di usia mudanya adalah seorang Saudagar. Karena itu kepada para ulama diingatkan supaya disaat berdakwah, berceramah didepan umat jangan hanya sabda Nabi tentang sunnahnya nikah ( annikahu sunnati ) yang diperbanyak disampaikan, tapi harus juga menyampaikan attijaru sunnati (berdagang itu Sunnahku). Tentu saja tidak ditemukan hadits demikian. Namun pak JK memahami dengan baik makna dari kata “Sunnah” sebagai prilaku Nabi yang harus diteladani oleh umatnya. Sehingga tidak keliru bilang mengatakan bahwa aktifitas berdagang itu adalah Sunnah Rasulullah yang seharusnya dilakukan juga oleh umat Nabi Muhammad SAW. Dan tentu saja aktifitas sebagai saudagar ini telah dilakoni oleh pak JK selama puluhan tahun, sehingga sudah pada tempatnya beliau memberikan nasehat dalam urusan ini.

Contoh lain misalnya tat kala pak JK didalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan penggunaan akal dalam memaksimalkan ijtihad, demi kelancaran jalannya pemerintahan amat banyak memberi manfaat bagi kesuksesan beliau. Beliau bahkan memperoleh sejumlah gelar Doktor Kehormatan dari berbagai Perguruan Tinggi dalam maupun di luar negeri karena terobosan-terobosan yang beliau ambil di saat melaksanakan tugas pemerintahan baik pada masa menjabat Wakil Presiden SBY maupun pada masa menjabat Wakil Presiden Jokowi Widodo. Dengan kecepatan berpikir logis, kritis, sistematis, dan solutif beliau menyelesaikan sejumlah masalah kebangsaan, yang tidak perlu kami ulang menuliskannya panjang lebar karena telah menjadi pengetahuan umum bagi kita semua. Terutama pada masalah-masalah yang terkait dengan penciptaan perdamaian, dialog antar peradaban, pemihakan kepada tenaga kerja asli daripada tenaga kerja asing, dalam hal memajukan demokrasi melalui cara-cara yang demokratis, upaya mengangkat kesejahteraan warga pribumi, guna mengurangi disparitas Gini ratio dan seterusnya.

BACA:  Kebijakan Pendidikan Inklusif Di Indonesia

Termasuk yang harus di catat baik-baik bahwa sekalipun program pengadaan 10000 (sepuluh ribu megawatt), gagal di capai, (karena keterbatasan anggaran negara) namun kebijakan itu telah berkontribusi menyelamatkan perekonomian nasional dari krisis energy. Sehingga bangsa kita tidak mengalami pemadaman listrik berkepanjangan.

Akhirnya, agar catatan ini tidak terlalu panjang, kami berpikir bahwa sejumlah gagasan, dan pemikiran strategis pak JK yang pernah disampaikan diberbagai forum menjadi menarik untuk di analisis lebih mendalam dan direkonstruksi menjadi suatu kerangka kebijakan, karena setelah kami membaca-baca kembali berbagai transkrip dari pidato pak JK diberbagai forum itu, banyak hal yang telah beliau sampaikan, yang sayang sekali jika tidak dilaksanakan, mengingat relevansinya dengan kondisi aktual yang sedang di hadapi Bangsa Indonesia.

Bahkan kami berpikir bahwa gagasan-gagasan original dari Pak JK yang disampaikan diberbagai forum itu, dapat memperkaya khasanah pemahaman fiqh, yang mampu menghasilkan pemikiran baru untuk merekonstruksi khasanah ilmu fiqh, terutama dalam bidang kewirausahaan, (ekonomi) politik, demokrasi dan perdamaian (siyazah), dan berbagai aspek lainnya, guna menjawab kebutuhan masyarakat Islam khususnya dan masyarakat luas pada umumnya atas berbagai perkembangan dinamika sosial kemasyarakatan.

Kami banyak mengambil belajar dari beliau, dan tentunya sangat berterima kasih dengan itu semua. Semoga Pak JK senantiasa dalam keadaan sehat walafiat, dan terus bisa memberikan nasehat-nasehatnya sebagai negarawan bagi kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai.

Depok, Senin 19 Juni 2023

Related Posts